Saat sesi wawancara, salah satu pertanyaan yang
dilontarkan oleh pewawancara adalah “Coba
sebutkan kelemahan anda?” Sebaiknya hati-hati untuk menjawabnya. Jangan
sampai Anda terjebak untuk membeberkan kekurangan diri sendiri. Tentunya, Anda
tidak ingin gagal hanya gara-gara pertanyaan ini. Lalu, bagaimana strategi
menjawabnya?
ü Buat Perbandingan
Menurut Andrea Kay, penulis buku Interview Strategies That Will Get The Job
You Want, pertanyaan ini memenag penuh jebakan. Ia menyarankan untuk
menghubungkan kelemahan Anda dengan kelemahan orang lain. Contohnya, “Saya
menjadi tidak sabar ketika tim saya tidak cepat mengambil inisiatif.”
ü Tak Perlu Berkaitan
Jika Anda merasa tak nyaman mengungkapkan
kelemahan, sebutkan saja yang tak ada hubungannya dengan pekerjaan. Misalnya,
ada seorang penulis, katakan “Saya kurang bagus dalam berhitung atau
matematika.”
ü Beri Nilai Plus
Tak ada salahnya Anda menjawab kelemahan
dengan jujur. Namun, tambahkan nilai plus dengan menambahkannya penrnyataan
“... akan tetapi saya sedang berusaha memperbaikinya.”
ü Hindari Cara Klise
Ada cara sederhana dalam menyatakan
kelemahan. Misalnya, “Saya memang mengalami kesulitan dalam mengorganisir
sesuatu. Namun sekarang saya selalu membuat catatan mengenai hal-hal yang harus
dilakukan. Cara ini membantu saya menjadi lebih teroganisir.”
ü Selalu Positif
Jadikan kelemahan Anda sebagai cara untuk
bersinar saat wawancara. Dengan tampil sebagai orang yang berjiwa positif. Anda
bisa mengatakan, “Saya jarang duduk disini untuk sesi wawancara dan memikirkan
diri saya dalam pertanyaan seperti ini. Akan tetapi saya ingin menjawab
pertanyaan ini.”
ü Jangan Berlebihan
Hindara menggunakan kata bermakna superlatif
mennjadi terlemah, terburuk atau terbesar karena ini menunjukkan tingkat paling
atas. Ini artinya, Anda memiliki kelemahan lain yang levelnya lebih rendah.
ü Gunakan kata Mungkin
Akan lebih baik jika Anda menjawab “Mungkin
saya orang yang ...” Jawaban ini menunjukkan seolah Anda sendiri tidak
sepenuhnya yakin memiliki kelemahan itu.
Hal yang
paling penting adalah memahami kalemahan sekaligus kekuatan diri sendiri.
Bijaklah saat menjawab karena pertanyaan ini juga menjadi tolak ukur kecerdasan
Anda dalam berdiplomasi. Good Luck!
Sumber : CHIC Magazine ( Erma Dwi Kusumawati/Turi Miasih
)
Komentar
Posting Komentar
Kirim komentar anda disini ...